Skip to main content

Juara 1 Lomba Menulis Esai - EHA KSPA UNJ 2022

Bermain Monopoli Bantu Anak Pahami Bahayanya Perundungan

Penulis : Haura Kaltsum Zahra

“Not all forms of abuse leave bruises.”-Danielle Steel

Memasuki dunia yang semakin maju dan canggih, tidak menjadi jaminan bahwa manusia akan menjadi lebih sadar dan meninggalkan perilaku yang menyimpang. Justru hal ini mengakibatkan perilaku menyimpang ataupun kejahatan terus tumbuh dan berkembang. Selain itu, pelaku kejahatan sudah tidak mengenal umur. Mereka yang muda ataupun tua dapat menjadi pelaku tindakan kejahatan. Beberapa tahun belakangan ini KPAI sering mendapatkan laporan kasus kejahatan yang pelaku nya adalah seseorang yang masih memiliki umur yang sangat muda. Salah satu contoh kasus nya adalah kasus mengenai perundungan. Siswa berinisial ‘G’ yang merupakan siswa di SMP Banyuwangi menjadi korban dari kasus perundungan yang mengakibatkannya harus menjalani operasi patah tulang akibat dari kekerasan yang temannya lakukan. Selain itu, KPAI bahkan pernah mendapatkan laporan mengenai kasus perundungan yang dilakukan oleh anak anak PAUD yang masih memiliki usia yang dini. Serta, banyak lagi kasus-kasus perundungan yang KPAI terima yang korban dan pelakunya adalah anak-anak.

Kondisi perundungan yang dilakukan oleh anak-anak sangat memprihatinkan, anak-anak yang seharusnya menghadapi kondisi dan perilaku yang penuh cinta dan kasih sayang justru malah dihadapkan pada kondisi penuh kekerasan dari tindakan perundungan. Perundungan merupakan suatu perilaku menyimpang dimana seseorang atau sekelompok orang berusaha untuk menyakiti baik itu secara fisik maupun psikis seseorang. Sehingga, perundungan ini meninggalkan banyak sekali efek negatif bagi korban, pelaku dan juga orang orang disekitarnya. Sebagian kasus perundungan terjadi di lingkungan sekolah. Awal tumbuhnya bibit dari perundungan bisa terjadi dari tindakan-tindakan kecil yang sering disepelekan seperti, menyapa seseorang dengan nama julukan sehingga akan membuat seseorang menjadi tidak nyaman, menjadikan kekurangan temannya sebagai bahan lelucon dan memfitnah temannya. Selanjutnya, jika perilaku tersebut tetap dibiarkan pada diri anak. Maka, dikhawatirkan akan mendatangkan masalah besar di kemudian hari. Bisa saja dimasa depan anak-anak yang sudah terbiasa menunjukan perilaku tersebut akan berani menggunakan kekerasan fisik kepada temannya seperti, memukul, menendang, menggigit, dan menjambak. Oleh karena itulah, perundungan harus dicegah sedini mungkin.

Memberikan edukasi sejak dini mengenai perundungan merupakan salah satu tindakan pencegahan yang telah beberapa sekolah terapkan. Sehingga, dengan hal ini anak-anak akan lebih menyadari dan menghindari perilaku-perilaku yang menunjukan sebuah perundungan di masa depan. Dalam memberikan edukasi mengenai perundungan perlu adanya upaya untuk mengembangkan metode dan media pembelajaran sekreatif mungkin. Sehingga, pembelajaran akan terasa mengasyikan dan materi yang disampaikan juga tidak membosankan sehingga anak-anak akan lebih memahami mengenai materi perundungan. Apalagi, jika materi ini akan disampaikan untuk anak-anak usia dini. Maka, pemilihan metode dan media yang sesuai akan sangat membantu anak-anak untuk lebih memahami materi yang akan disampaikan. Ada berbagai metode dan media yang bisa digunakan untuk melakukan pengajaran mengenai materi perundungan. Salah satunya adalah dengan menggabungkan pembelajaran dan permainan. Hal ini akan membuat para anak tertarik dengan materi yang akan disampaikan.

Anak-anak usia dini tidak bisa diperlakukan dengan kaku. Mereka harus diperlakukan dengan cara yang menyenangkan. Sehingga, mereka akan menikmati proses pembelajaran. Karena itulah, metode belajar sambil bermain sangat cocok digunakan untuk mengajarkan anak-anak usia dini.  Dengan bermain, anak-anak akan mendapatkan banyak sekali manfaatnya. Seperti yang telah dikemukakan oleh (Jean piaget dalam Anita Yus, 2013) bahwa bermain akan memudahkan anak untuk memahami mengenai apa yang telah dipelajari sebelumnya dan menmpraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bermain juga dapat membantu kognisi anak menjadi lebih berkembang. Sehingga diharapakan, menggabungkan materi mengenai perundungan sambil bermain akan membantu mempermudahkan anak-anak untuk paham dan dapat mengaplikasikannya dalam kesehariannnya. Serta untuk mencegah terjadinya kasus perundungan dikemudian hari. 

Ada beragam permainan yang bisa diadaptasi sebagai media pembelajaran bagi anak-anak. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan media permainan monopoli. Permainan monopoli adalah permainan papan yang sangat sering dimainkan oleh anak-anak. Permainan monopoli akan menggunakan bidak, dadu, papan permainan, satu set kartu kartu, seperti kartu pajak, dana umum, dan dana kesempatan. Dalam penggunaanya untuk kepentingan pembelajaran mengenai anti perundungan. Fitur-fitur yang ada dalam permainan monopoli perlu dimodifikasi sehingga cocok untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Seperti, pada papan permainan, set kartu pajak, kartu dana umum dan dana kesempatan yang perlu dimodifikasi agar sesuai dengan pembelajaran materi perundungan.

Jika biasanya dalam permainan monopoli kartu set dana umum dan dana kesempatan ini membahas tentang peraturan yang harus dilakukan oleh para pemain, seperti maju sampai start, bayar denda, dan kartu bebas penjara. Maka, dalam proses pembelajaran ini, kartu-kartu seperti itu dapat diganti dengan materi yang berisi pertanyaan seputar perilaku perundungan. Kartu dana umum berisi mengenai materi perundungan, seperti, pengertian, jenis jenis, penyebab, dan akibat dari perundungan. Sementara, kartu dana kesempatan berisi mengenai sifat dan sikap apa yang seharusnya kita lakukan jika melihat kasus perundungan. Selain itu, kartu pajak yang biasanya terdapat dalam permainan monopoli dapat diganti namanya menjadi kartu empati. Dalam kartu empati ini akan berisi mengenai pertanyaan-pertanyaan yang berguna untuk menumbuhkan empati pada diri anak. Papan permainannya juga dapat dimodifikasi sesuai dengan fitur fitur yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Maka, papan permainannya hanya akan berisi mengenai petak-petak dana umum, dana kesempatan dan empati.


Gambar 1. Kartu empati, dana umum, dan kesempatan

Cara memainkan permainan monopoli dalam pembelajaran mengenai perundungan hampir sama dengan memainkan permainan monopoli pada umumnya. Namun, sebelum memulai permainan, hendaknya anak-anak dapat diberikan video animasi mengenai penjelasan singkat tentang perundungan. Setelah selesai menonton video, anak-anak dapat memainkan permainan monopoli. Pertama, Anak-anak akan diminta untuk melemparkan dadu kemudian berjalan mengikuti angka yang ada di dadu. Jika anak-anak berhenti pada petak kartu empati, maka anak tersebut harus mengambil satu kartu empati dan membacakan apa yang tertulis dalam kartu tersebut. Begitu juga jika anak berhenti dipetak dana umum atau dana kesempatan. Selanjutnya, anak itu akan mencoba menjawab sesuai dengan pemahamannya. Setelah selesai mendengarkan pendapat dari pemilik kartu, anak-anak yang lain juga boleh memberikan pendapatnya seperti, apakah pendapat yang telah disampaikan oleh temannya benar atau tidak. Anak-anak juga diperbolehkan untuk melakukan diskusi bersama dengan temannya. Lalu, diakhir, anak-anak akan mendapatkan penjelasan yang lebih detail dari guru untuk membetulkan jika ada pertanyaan yang jawabannya melenceng.

Pemilihan media permainan monopoli dalam pembelajaran mengenai materi perundungan tidak hanya menawarkan hiburan dan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak. Namun, ada berbagai manfaat yang didapatkan oleh anak-anak. Seperti saat anak-anak memberi jawaban dari pertanyaan yang didapatkan dari kartu dana umum dan dana kesempatan dihadapan umum. Hal ini akan membantu anak untuk lebih berani dalam menyampaikan pendapatnya di hadapan teman-temannya. Jika anak-anak mendapatkan keberanian berbicara didepan umum. Maka, kepercayaan diri anak akan meningkat. Dari aktivitas ini anak anak juga akan menjadi aktif dalam proses pembelajaran.

Selanjutnya, ketika para anak mendapatkan kartu dana kesempatan yang berisi mengenai langkah apa yang akan diambil jika mereka menjadi seorang saksi yang melihat suatu perundungan. Hal ini akan membantu meningkatkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah. Sehingga, ketika mereka menjumpai temannya sedang melakukan perundungan. Mereka tidak akan diam saja, mereka akan mencoba mencari solusi bagaimana menghadapi kasus perundungan ini dengan tepat. Tidak hanya itu, melalui aktivitas ini, anak seakan akan sedang berlatih mempraktekan materi ini secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, mereka akan tergambarkan bagaimana kondisi sebenarnya dari lingkuangan yang mereka tepati.

Selain itu, ketika temannya yang memiliki kartu dana umum atau kesempatan selesai mengutarakan pendapatnya. Anak-anak yang lain juga boleh mengemukakan pendapatnya. Mereka diperbolehkan untuk melakukan diskusi untuk mencari jawaban yang tepat. Aktivitas ini akan melatih anak untuk belajar bermusyawarah. Mereka juga akan dilatih untuk menerima dan menghormati bermacam macam pendapat yang telah disampaikan oleh teman teman nya. Maka, aktivitas ini akan membantu anak untuk meningkatkan rasa empatinya. Dengan mengajarkan empati sedini mungkin hal ini akan membantu untuk mencegah perundungan. Dikarenakan salah satu timbulnya perilaku perundungan pada diri seorang pelaku perundungan adalah karena kurangnya pemahaman mengenai rasa empati.

Oleh sebab itu, dengan berkembangnya dunia pendidikan saat ini. Kita dapat memilih menyebarkan bahayanya perundungan dengan menggunakan media yang beragam dan kreatif, bisa dimulai dari hal yang sederhana namun jauh lebih efektif seperti menggabungkan permainan dalam menyebarkan bahaya perundungan. Karena sejatinya dunia anak-anak adalah bermain, dengan kita mencoba masuk ke dalam dunia anak tersebut. Kita akan dapat mengetahui dan membimbing anak-anak mengenai bahayanya perundungan. Maka dari itu, penulis menyarankan menggunakan permainan monopoli sebagai salah satu media untuk menyebarkan materi mengenai perundungan. Mereka akan sadar bahwa perundungan hanya membawa banyak kerugiannya daripada manfaatnya. Oleh karena itulah, perundungan ini harus dihentikan sedini mungkin dengan cara yang sederhana dan efektif namun tidak memberatkan anak anak.


Daftar Pustaka 

Anam, K. (2019, November 12). Ulang-Aling (Ular Tangga Anti Bullying sebagai anti Bullying) sebagai Cara Preventif untuk Cegah Bullying disekolah Dasar. Retrieved from Kompasiana : https://www.kompasiana.com/khoirulanam1806/5dca2b67097f361efc34f7 c2/ulang-aling-ular-tangga-anti-bullying-sebagai-cara-preventif-untukcegah-bullying-di-sekolah-dasar

Arumsari, A. D. (2018). Peran Guru dalam Pencegahan Bullying di PAUD . Media of Teaching Oriented and Children, 34-43.

Fanani, A. (2022, Januri 11). Siswa SMP di Banyuwangi Di-bully Hingga Tulang Pahanya Harus Dipotong 4 Cm. Retrieved from detikNews:

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5893944/siswa-smp-dibanyuwangi-di-bully-hingga-tulang-pahanya-harus-dipotong-4-cm

Hidayati, A. S. (2019). Analisis Faktor Faktor Penyebab Bullying di Kalangan Peserta Didik Era Milenial . Surakarta .

Isnanini Zakiyyah Arofa, Hudaniah, Uun Zulfiana. (2018). Pengaruh Perilaku Bullying terhadap Empati Ditinjau dari Tipe Sekolah . Journal Ilmiah Psikologi Terapan, 74-92.

Syarif, F. (2014, Maret 25). Rupanya Kasus Bully Sudah Ada Sejak di Pendidikan Usia Dini. Retrieved from Liputan 6: https://www.liputan6.com/health/read/2027629/rupanya-kasus-bullysudah-ada-sejak-di-pendidikan-usia-dini

Yus, A. (2013). Bermain Sebagai Kebutuhan Dan Strategi Pengembangan Diri Anak. Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUDN, 153-158.

Zaini, A. (2019). Bermain sebagai Metode Pembelajaran bagi Anak Usia Dini. ThufuLA Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal , 118-134. 

Comments

Popular posts from this blog

YUK KENALAN SAMA KSPA UNJ

     Hai sobat pena! Pernahkah Anda mendengar atau melihat sebuah kelompok atau suatu komunitas? Bagaimana dengan komunitas sepeda ontel, atau komunitas pencinta alam, tahukah Anda apa itu komunitas atau kelompok? Jadi, komunitas atau kelompok dapat diartikan sebagai suatu kumpulan individu-individu yang memiliki keterikatan satu sama lain sehingga saling berinteraksi demi mencapai tujuan bersama.       Sobat pena semua pasti mengetahui dan bahkan sedang atau pernah mengikuti organisasi yang ada di sekolah maupun di kampusnya masing-masing. Benar bukan? Nah, organisasi itu juga termasuk ke dalam suatu kelompok atau komunitas loh sobat. Tetapi, apakah teman-teman menyadari mengapa organisasi atau kelompok atau komunitas itu dibentuk? Memang apa pentingnya untuk kita mengikuti suatu organisasi tertentu?       Jadi begini sobat, adanya organisasi-organisasi tersebut pada dasarnya berfungsi sebagai wadah bagi kita untuk menambah wawasan dan pengalaman yang tidak sobat dapatkan m

Celebration Month of Children and Graduation (COIN) 2023 - KSPA UNJ

  Celebration Month of Children and Graduation (COIN) 2023 - KSPA UNJ Pada beberapa waktu lalu, KSPA atau Kelompok Sosial Pencinta Anak Universitas Negeri Jakarta telah menyelenggarakan sebuah acara Celebration Month of Children and Graduation yang terdiri atas berbagai macam lomba dan kegiatan talkshow . Acara COIN ini diadakan dalam rangka memperingati hari anak sekaligus menyelenggarakan wisuda TK KSPA UNJ yang rangkaiannya digabung bersama program EHA (Euforia Hari Anak) bertemakan “Pentingnya Peran Orangtua terhadap Aktivitas Gadget Anak Usia Dini.” Gambar 1. Poster Talkshow COIN KSPA   Tema “Pentingnya Peran Orang Tua terhadap Aktivitas Gadget Anak Usia Dini” kami usung sebagai bentuk kekhawatiran kami terhadap kontaminasi gadget pada anak usia dini. Semakin mudahnya akses gadget pada anak-anak sudah menjadi hal yang mengkhawatirkan dalam beberapa tahun kebelakang, terutama semenjak pandemi dimana segala aktivitas kehidupan dilaksanakan secara digital. Gadget memiliki banyak

Mendorong Kontribusi Pengurus dengan Skill Ala KSPA UNJ

KSPA UNJ adalah organisasi sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan anak usia dini di kalangan masyarakat prasejahtera. Sebagaimana mestinya di dalam sebuah organisasi tentu memerlukan suatu manajemen organisasi. Beberapa referensi menyebutkan bahwa manajemen organisasi berfungsi  sebagai upaya untuk mengelola dan mengendalikan sumber daya supaya tercapai tujuan dari organisasi tersebut. Dengan adanya manajemen organisasi diharapkan dapat membentuk kinerja anggota yang lebih efektif terutama dalam hal koordinasi antar bidang, departemen atau divisi. George R. Terry Manajemen organisasi di KSPA UNJ berpacu pada pendapat yang disampaikan oleh George R. Terry. Menurut beliau organizational management adalah aktivitas perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),   penggerakan (Actuating), dan pengawasan (Controlling), dimana semua aktivitas tersebut bertujuan untuk mencapai target organisasi. 1.      Planning   Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari c