Skip to main content

Peran Orang Tua dalam Menciptakan Karakter Anak Usia Dini

Karakter seseorang, mulai dari masa kanak-kanak hingga remaja, dibentuk oleh berbagai lingkungan yang dia hadapi, seperti lingkungan keluarga, pertemanan, dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan forum pendidikan yang pertama dan utama dalam sejarah hidup sang anak yang menjadi dasar penting dalam pembentukan karakter dan kebiasaan-kebiasaan (habit formation) yang positif bagi anak (Muhsin, 2017). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki rasa empati terhadap orang lain ialah anak yang hidup dan dibesarkan oleh orang tua yang paham akan perasaan anak, di mana orang tua selalu mendorong anak agar lebih sensitif terhadap perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain (Lickona, 2019).

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak, karena keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh anak. Melalui pola pengasuhan, nilai-nilai yang ditanamkan, serta teladan yang diberikan dalam kehidupan sehari-hari, orang tua memiliki peluang besar untuk membentuk kepribadian anak secara positif. Dengan memberikan pengasuhan yang penuh kasih, menerapkan kedisiplinan, dan menjaga komunikasi yang baik, orang tua dapat membantu anak mengembangkan rasa tanggung jawab, empati, serta moral yang kuat. Berikut ini akan dibahas beberapa cara bagaimana orang tua dapat berperan dalam membangun karakter anak yang tangguh dan berprestasi di kemudian hari.


Pertama, para orang tua memperlihatkan kegiatan mereka yang baik secara langsung. Pada dasarnya pembelajaran secara efisien berpengaruh pada anak apabila dilakukan melalui modelling dan pemberian keteladanan dari orang tua (Morrison, 2016). Orang tua perlu berperan aktif untuk memberikan contoh yang baik kepada anak seperti yang telah didapatkan pada hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan informan, dimana orang tua memberikan contoh dengan mempraktikkan nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, dan empati, serta bertingkah laku dengan baik sehingga anak akan meniru apa yang orang tuanya lakukan. Ibu dan ayah harus memberikan sebuah contoh pada anak tentang pentingnya kebaikan, keadilan dan empati kepada orang lain. Hal tersebut dapat dipraktikkan dengan bagaimana cara orang tua berinteraksi pada saudara dan tetangga. Dengan begitu anak akan mengikuti bagaimana cara orangtua mereka berinteraksi kepada orang lain.

Kedua, orang tua dapat memberikan dan meluangkan waktu bersama anak, serta mendengarkan setiap pendapat mereka dan mendampingi kehidupan mereka. Dengan adanya hal tersebut pada kehidupan sang anak, maka anak tersebut akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi serta dapat membangun hubungan kuat. Kepercayaan diri anak terbentuk karena adanya rasa percaya orang tua dan pemberian pujian atau reward kepada anak setiap mereka selesai melakukan hal-hal yang baik.

Ketiga, orang tua dapat membuat anak untuk lebih penasaran pada hal-hal baru. Menurut Silmi dan Kusmarni (2017:232-234) Rasa ingin tahu adalah suatu emosi alami yang ada pada diri manusia, yang mana adanya keinginan untuk menyelidiki dan mencari tahu lebih dalam mengenai suatu hal yang dipelajarinya. Dengan mencari tahu, anak akan mendapatkan banyak informasi serta ilmu yang baru dan menambah wawasan yang ia punya. Hal tersebut dapat membuat anak menjadi orang yang berpikir kritis dan kreatif.


Keempat, apabila seorang anak sedang mengalami sebuah kegagalan seperti misalnya anak tersebut mengalami kalah pada lomba, maka orang tua dapat selalu mendukung si anak terlepas dari hasilnya, dan tetap mendorong anak untuk berusaha lebih di kesempatan mendatang. Dengan hal ini para anak dapat membentuk kepribadian yang sabar, percaya diri, dan pantang menyerah. 

Serta yang kelima, orang tua dapat mengajak anak mereka untuk berpartisipasi pada kegiatan yang positif, seperti mengajak anak ikut pada kegiatan sukarela dan membantu masyarakat dalam gotong royong. Dengan adanya hal tersebut pada lingkungan keluarga, maka akan membuat anak memahami pentingnya kerja sama dan kepedulian pada orang lain. 

Dengan diberikannya berbagai contoh perbuatan baik dari orang tua, hal ini dapat membuat karakter anak terbentuk menjadi kepribadian yang baik. Dengan peran yang tepat, orang tua dapat menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter anak yang tidak hanya tangguh, tetapi juga siap menghadapi berbagai tantangan kehidupan di masa depan.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖
#KSPAUNJ
#KamiAdaKarenaKamiDibutuhkan
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Visit us 
On Twitter : @KSPA_UNJ
Instagram : @kspaunj
Facebook : KSPA UNJ
YouTube : KSPA UNJ
Web : kspaunj1official.blogspot.com
💌 : kspaunj@gmail.com
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
© 𝗞𝗦𝗣𝗔 𝗨𝗡𝗝 𝟮𝟬𝟮𝟰

Referensi bacaan:
Salwiah, S., Asmuddin, A. (2022). Membentuk Karakter Anak Usia Dini melalui Peran Orang Tua. ,https://obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/1945 

Kartokowati, E., Zubaedi. ( 2020). “Pola Pembelejaran 9 Pilar Karakter pada Anak Usia Dini dan Dimensi-Dimensinya. http://repository.iainbengkulu.ac.id/4418/1/BUKU%20POLA%20PEMBELAJARAN%20SEMBILAN%20PILAR.pdf 

Comments

Popular posts from this blog

YUK KENALAN SAMA KSPA UNJ

     Hai sobat pena! Pernahkah Anda mendengar atau melihat sebuah kelompok atau suatu komunitas? Bagaimana dengan komunitas sepeda ontel, atau komunitas pencinta alam, tahukah Anda apa itu komunitas atau kelompok? Jadi, komunitas atau kelompok dapat diartikan sebagai suatu kumpulan individu-individu yang memiliki keterikatan satu sama lain sehingga saling berinteraksi demi mencapai tujuan bersama.       Sobat pena semua pasti mengetahui dan bahkan sedang atau pernah mengikuti organisasi yang ada di sekolah maupun di kampusnya masing-masing. Benar bukan? Nah, organisasi itu juga termasuk ke dalam suatu kelompok atau komunitas loh sobat. Tetapi, apakah teman-teman menyadari mengapa organisasi atau kelompok atau komunitas itu dibentuk? Memang apa pentingnya untuk kita mengikuti suatu organisasi tertentu?       Jadi begini sobat, adanya organisasi-organisasi tersebut pada dasarnya berfungsi sebagai wadah bagi kita untuk menamb...

Tahapan TKK KSPA UNJ yang mandiri

Kelompok Sosial Pencinta Anak Universitas Negeri Jakarta (KSPA UNJ), merupakan sebuah organisasi mahasiswa tingkat Universitas yang bergerak di bidang sosial dan  concern  pada pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini. KSPA UNJ yang telah berdiri selama 36 tahun senantiasa memiliki produk yaitu Taman Kanak-kanak (TK) non-profit yang diperuntukkan untuk anak-anak dari kalangan masyarakat prasejahtera. Sejak 36 tahun lalu, TK KSPA UNJ selalu membuka TK di lokasi yang berbeda-beda atau pun tidak menetap dengan jangka waktu beberapa tahun, itu sebabnya TK KSPA disebut dengan Taman Kanak-kanak Keliling (TK Keliling KSPA UNJ).  Tujuan utamanya adalah sampai TK Keliling KSPA UNJ yang awal terbentuknya merupakan TK Tunas berhasil menjadi TK Mandiri dengan melalui tahap TK Binaan. Sebagai salah satu upaya pembinaan juga , KSPA UNJ memiliki kader, yaitu orang yang diberdayakan untuk menjadi TK Keliling KSPA UNJ dengan berbagai pelatihan kepengajaran anak usia dini (AUD...

Mendorong Kontribusi Pengurus dengan Skill Ala KSPA UNJ

KSPA UNJ adalah organisasi sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan anak usia dini di kalangan masyarakat prasejahtera. Sebagaimana mestinya di dalam sebuah organisasi tentu memerlukan suatu manajemen organisasi. Beberapa referensi menyebutkan bahwa manajemen organisasi berfungsi  sebagai upaya untuk mengelola dan mengendalikan sumber daya supaya tercapai tujuan dari organisasi tersebut. Dengan adanya manajemen organisasi diharapkan dapat membentuk kinerja anggota yang lebih efektif terutama dalam hal koordinasi antar bidang, departemen atau divisi. George R. Terry Manajemen organisasi di KSPA UNJ berpacu pada pendapat yang disampaikan oleh George R. Terry. Menurut beliau organizational management adalah aktivitas perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),   penggerakan (Actuating), dan pengawasan (Controlling), dimana semua aktivitas tersebut bertujuan untuk mencapai target organisasi. 1.      Planning ...