Skip to main content

Juara III Lomba Esai "Euforia Hari Pendidikan Anak" Tahun 2021

 

Kata Pengantar 

Perkembangan globalisasi khususnya di Indonesia membawa dampak positif dan juga negatif, terutama pada anak-anak. Perkembangan ini seringkali menyebabkan masuknya kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan norma-norma bangsa kita, salah satunya seperti seks bebas.Tidak sedikit fenomena remaja yang masih di bawah umur sudah berani untuk bermesraan dengan lawan jenisnya di tempat umum, serta banyak juga kasus-kasus mengenai pelecehan seksual yang dialami oleh anak-anak. Perkembangan globalisasi membawa kemajuan di bidang teknologi dan informasi. Hal ini menyebabkan menyebarnya konten-konten pornografi di berbagai media sosial. Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk dapat melindungi anak, adik, sanak saudara, dan anak usia dini lainnya dari dampak negatif tersebut. Akan tetapi, di zaman sekarang ini pemberian pendidikan seks pada anak masih dianggap tabu oleh sebagian orang, terutama orangtua.

Mereka beranggapan bahwa mengajari anak dengan pendidikan seks itu sama saja mengajarkan anak untuk melakukan hubungan seksual. Padahal pemberian informasi edukasi seks tidak bisa dianggap remeh. Hal ini sangat penting bagi anak guna mengetahui bagian tubuh mana yang harus dilindungi dan tidak boleh disentuh oleh orang lain. Pemberian informasi mengenai edukasi seks perlu disampaikan secara efektif agar anak dapat memahaminya dengan mudah. Untuk itu, Kelompok Sosial Pecinta Anak Universitas Negeri Jakarta mengadakan sebuah kegiatan Euforia Hari Pendidikan Anak dengan mengangkat tema “Sex Education”. 

Yang akan ditampilkan di blog KSPA UNJ kali ini adalah esai dari Ilham Maulana yang berasal dari Universitas Negeri Jakarta. Saudara Ilham Maulana menjadi juara ketiga dalam Lomba Esai di kegiatan Euforia Hari Pendidikan Anak.

Semoga ilmu yang diberikan oleh Saudara Ilham dapat bermanfaat, ya!


Agustus 2021

Athaya Alawiyyah


#KSPAUNJ

#KamiAdaKarenaKamiDiButuhkan

➖➖➖➖➖➖➖➖

Visit Us On

Twitter : KSPA_UNJ

Instagram : kspaunj

Facebook : kspa unj

Youtube : KSPA UNJ

Web : kspaunj1official.blogspot.com

💌 kspaunj@gmail.com

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


MIQGRAM-EDUKATIF (MINI QUESTIONS ON INSTAGRAM EDUKATIF) SEBAGAI SARANA EDUKASI INFORMATIF UNTUK MENGHILANGKAN STIGMA BURUK SEORANG IBU DALAM PENDIDIKAN SEKS SEJAK DINI

Disusun oleh : 
Ilham Maulana / Kimia UNJ/ 2019


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA JAKARTA 
2021


        Era teknologi digital pada zaman sekarang sudah menjadi hal yang terbilang “mind blowing” terutama bagi orang tua yang memiliki anak. Akses internet yang sudah mulai meluas ditambah kondisi pandemi saat ini mengharuskan orang tua memfasilitasi gadget untuk keperluan kegiatan belajar mengajar sang anak. Hal ini tentu akan memberikan kesan positif, namun di satu sisi akan menjadi kesempatan besar sang anak untuk melakukan penyimpangan, salah satunya membuka situssitus pornografi yang mengakibatkan kecanduan, bahkan sampai mempraktikan secara nyata apa yang telah dilihat dan ditonton. Berdasarkan data yang dilansir pada Internet Pornography Statistic menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat kelima pada tahun 2007 dengan pengakses situs pornografi terbanyak di dunia dan semakin meningkat hingga di tahun 2015 berada pada peringkat kedua setelah Amerika (JPPN, 2016). Hal yang sangat disayangkan adalah nyatanya rata-rata pengakses situs terlarang tersebut merupakan anak berkisar 11 tahun. (Badan Intelijen Negara, 2012). 
        Praktik yang dilakukan bukan hanya meresahkan orang tua, tetapi permasalahan ini pun akan berdampak kepada pihak yang terlibat di dalamnya. Kasus tentang perilaku seks bukan hanya sebatas pelecehan seksual, namun ada juga sexual abuse, dan free sex. Anak-anak akan mudah melakukannya karena dasar pengetahuan mengenai pendidikan seksnya yang rendah (Amaliyah, 2017). Bukan hanya itu, orang tua juga terkesan tidak mementingkan kepeduliannya terhadap anak, sehingga anak tidak dapat terlindungi dengan baik (Gatra, 2015). 
        Orang tua saat ini belum sepenuhnya memberikan pendidikan yang baik untuk anak, baik secara lahir maupun batin (Az zahrah, 2017). Berdasarkan data yang dilansir dari pusat penelitian KPAI menyebutkan sebesat 70% orang tua belum bisa beradaptasi dalam pemberian edukasi sesuai dengan perkembangan zaman (KPAI, 2016). Banyaknya fakta yang beredar tentang minimnya pendidikan seks, perlu ditegaskannya ide kreatif untuk memberikan kesan positif kepada masyarakat terutama seorang ibu yang menjadi figur pendidik pertama yang harus mengetahui secara menyeluruh pola pengasuhan kepada anak. (Amaliyah, 2017). Ide kreatif dapat datang dari hal yang sederhana, mulai dari lingkungan ataupun dari pengalaman yang biasanya menjadi keresahan secara general. Media sosial saat ini menjadi panggung untuk masyarakat, sebagaimana terdata pada tahun 2016 bahwa Indonesia memiliki pengguna internet aktif sebanyak 88 juta orang dengan pemain media sosial sebanyak 79 juta orang, angka yang terbilang fantastis (Balea, 2016). Media sosial saat ini memiliki banyak jenis, ada yang berupa posting video, audio, menulis text, dan lain-lain. Nah, dari banyaknya jenis tersebut, Instagram dapat menjadi salah satu media yang dapat memberikan kesan baik terhadap ide kreatif dalam menyampaikan edukasi, contohnya edukasi pentingnya pendidikan seks pada usia dini karena dilengkapi banyak fitur pendukung.

Fitur Polling di Instagram 
        Instagram merupakan media sosial yang banyak sekali terdapat fitur-fitur canggih nan mengasyikan.. Salah satu bentuknya adalah polling. Fitur polling dikenal sebagai fitur “pilihan” yang dapat diklik sesuai dengan pilihan dari kedua jawaban yang tersedia.

Gambar 1. Fitur Polling pada Instagram
(Sumber : merdeka.com)

        Pembuatan jawaban dapat diedit sesuai kebutuhan dengan batas maksimal 32 karakter di setiap pilihan jawaban. Fitur ini merupakan fitur yang dapat membantu untuk memberikan edukasi selayaknya ujian maupun ulangan yang diadakan dalam suatu kelompok studi. Fitur polling ini pun tidak menyulitkan dan terkesan mudah dalam pengaplikasiannya. Dengan begitu, edukasi yang dikemas secara kreatif dalam fitur polling ini akan menjadi sasaran empuk untuk menjadi kuda hitam dalam menarik konsumen atau masyarakat terkhusus orang tua mengenai pentingnya pendidikan seks sejak dini (Indika, 2017).

Konsep Pembuatan Media Kreatif untuk Edukasi Pendidikan Seks 
        Instagram menyediakan fitur polling dapat dikreasikan dengan unik sesuai keinginan pengguna. Dengan demikian, fitur tersebut menjadi kunci untuk memberikan edukasi secara masif karena pengguna instagram yang cukup banyak (Indika, 2017). Sebelum melakukan penerapan, tentu butuh analisis dan persiapan hal-hal pendukung untuk memberikan deskripsi secara jelas tahapan-tahapan yang akan dilakukan. Berikut langkah-langkahnya :

Gambar 2. Tahapan dalam Penyusunan Konsep MIQGRAM sebagai Sarana Edukasi Ibu dalam Pengenalan Pendidikan Seks Pada Anak Sejak dini

        Pada tahapan ini diperlukan analisis mengenai alasan orang tua enggan mengajari anaknya perihal pendidikan seksual. Terdapat setidaknya tiga penyebab, yakni budaya orang terdahulu yang masih dipegang erat untuk tidak mengajarkan seks pada anak, lalu ada informasi mengenai pendidikan seks yang menyimpang dan tidak lengkap, dan pengalaman orang tua yang menganggap pendidikan seks merupakan hal yang tabu (Amaliyah, 2017). Dari ketiga hal inilah yang mengakibatkan adanya stigma negatif di masyarakat. Dengan mengetahui kondisi yang seperti ini, muncullah ide yang mendeskripsikan suatu sarana yang menjadikan media sosial sebagai media edukatif yang kreatif yang memiliki sasaran para ibu dan masyarakat yang masih memiliki persepsi buruk terhadap pendidikan seks. Pemilihan subjek ibu dikarenakan alasan bahwa ibu merupakan pendidik atau guru pertama yang mengajari anak berbagai hal, oleh karena itu sasaran yang ditujukan adalah seorang ibu (Amaliyah, 2017).

Pengaplikasian MIQGRAM 
        Setelah perancangan ide dan produk dibuat, mini questions sudah dapat dilakukan pambuatan dengan berdasar pertanyaan yang biasa dilontarkan oleh beberapa pihak seputar pendidikan seks. Pertanyaan diselipkan pada slide pertama, untuk slide kedua memperlihatkan jawaban dan penjelasan singkat yang mudah dimengerti.

Gambar 3. a. slide pertama b. slide kedua MIQGRAM-Edukatif

        Desain yang telah dibuat dapat dijadikan template untuk menuliskan pertanyaan dan fitur polling. Ada dua contoh yang diberikan : 

a. Q : Menurut Bunda, Pendidikan Seks itu wajib gak sih ? 
    A : Bisa dibilang Pendidikan Seks itu kebutuhan nih, bund. Alasannya : 
- Pendidikan seks bukan hanya membahas mengenai hal buruk dari seks, berhubungan badan, dan lain-lain.Tapi maknanya luas banget. 
- Sebagai bentuk penjagaan dan proteksi dari bentuk pelecehan seksual. 

b. Q : Menurut Bunda, Apakah Pendidikan Seks Penting untuk Anak ? 
    A : Pendidikan Seks itu penting loh, Bunda. Menurut Crissali, 2020 : 
- Pendidikan seks dapat mengurangi perilaku seks negatif. - Anak dapat terhindar dari apa saja yang tidak dilakukan karena ketidaktahuannya. 
- Anak menjadi paham terhadap batasan boleh dan tidak boleh dilakukan. Dari adanya MIQGRAM-Edukatif ini tentu dapat diharapkan menjadi media edukasi orang tua, terkhusus ibu agar tidak ragu dalam mengajarkan pendidikan seks pada anak usia dini.
 
        Dengan pemaparan yang telah terdeskripsi secara jelas, tentu ide kreatif MIQGRAM-Edukatif perlu banyak pengembangan dan evaluasi agar dapat berjalan dengan baik di setiap waktunya. Dukungan dari orang-orang terdekat juga menjadi salah satu faktor utama yang membuat penyebaran informasi lebih meluas dan valid. Oleh karena itu, diharapkan adanya MIQGRAM-Edukatif dapat memberikan pengalaman positif dalam menekan adanya pengaruh negatif dari stigma buruk masyarakat mengenai pendidikan seks pada usia dini, terutama bagi seorang ibu sebagai pendidik pertama anak.


DAFTAR PUSTAKA 
Amaliyah S. 2017. Eksplorasi Persepsi Ibu tentang Pendidikan Seks untuk Anak.

Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol. 4, No. 2 (157-166)

Az Zahrah, F., dkk. 2017. Perilaku Mengakses Pornografi Pada Anak Usia Sekolah Dasar (7-12 Tahun) (Studi Kasus di Rumah Pintar Bagjo Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 5, No. 3

Badan Intelelijen Negara. 2012.Mewaspadai Terpaan Pornografi di Internet, (Online),(http://www.bin.go.id/awas/detil/151/4/18/10/2012/mewaspadaiter paan-pornografi-di-internet,

Balea, J. 2016. The Latest Stats In Web And Mobile In Indonesia (Infographic). www.techninasia.com/indonesia-web-mobile-statistics-we-are-social

Crisalli, L. (2010). The Early Educator‟s Role in the Prevention of Child Sexual Abuse and Exploitation, Child Beginning Workshop Child Sexual Abuse. www.childcareexchange.com

Indika, D. R. 2017. Media Sosial Instagram Sebagai Sarana Promosi Untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen. Jurnal Bisnis Terapan. Vol. 1, No. 1

JPPN. 2016. Waduh, Indonesia Pengakses Konten Pornografi Kedua Di Dunia. (Online), (http://www.jpnn.com/read/2016/05/07/402505/WaduhIndonesia- Pengakses-KontenPornografi-Kedua-di-Dunia-,

https://www.gatra.com/hukum-1/52038-kpai-pelecehan-seksual-akibatrendahnya- kesadaran-perlindungananak.html (diakses pada 7 Agustus 2021)

http://www.kpai.go.id/berita/kpaipelecehan-seksual-pada-anakmeningkat-100/ (diakses pada 7 Agustus 2021)

Comments

Popular posts from this blog

YUK KENALAN SAMA KSPA UNJ

     Hai sobat pena! Pernahkah Anda mendengar atau melihat sebuah kelompok atau suatu komunitas? Bagaimana dengan komunitas sepeda ontel, atau komunitas pencinta alam, tahukah Anda apa itu komunitas atau kelompok? Jadi, komunitas atau kelompok dapat diartikan sebagai suatu kumpulan individu-individu yang memiliki keterikatan satu sama lain sehingga saling berinteraksi demi mencapai tujuan bersama.       Sobat pena semua pasti mengetahui dan bahkan sedang atau pernah mengikuti organisasi yang ada di sekolah maupun di kampusnya masing-masing. Benar bukan? Nah, organisasi itu juga termasuk ke dalam suatu kelompok atau komunitas loh sobat. Tetapi, apakah teman-teman menyadari mengapa organisasi atau kelompok atau komunitas itu dibentuk? Memang apa pentingnya untuk kita mengikuti suatu organisasi tertentu?       Jadi begini sobat, adanya organisasi-organisasi tersebut pada dasarnya berfungsi sebagai wadah bagi kita untuk menamb...

Tahapan TKK KSPA UNJ yang mandiri

Kelompok Sosial Pencinta Anak Universitas Negeri Jakarta (KSPA UNJ), merupakan sebuah organisasi mahasiswa tingkat Universitas yang bergerak di bidang sosial dan  concern  pada pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini. KSPA UNJ yang telah berdiri selama 36 tahun senantiasa memiliki produk yaitu Taman Kanak-kanak (TK) non-profit yang diperuntukkan untuk anak-anak dari kalangan masyarakat prasejahtera. Sejak 36 tahun lalu, TK KSPA UNJ selalu membuka TK di lokasi yang berbeda-beda atau pun tidak menetap dengan jangka waktu beberapa tahun, itu sebabnya TK KSPA disebut dengan Taman Kanak-kanak Keliling (TK Keliling KSPA UNJ).  Tujuan utamanya adalah sampai TK Keliling KSPA UNJ yang awal terbentuknya merupakan TK Tunas berhasil menjadi TK Mandiri dengan melalui tahap TK Binaan. Sebagai salah satu upaya pembinaan juga , KSPA UNJ memiliki kader, yaitu orang yang diberdayakan untuk menjadi TK Keliling KSPA UNJ dengan berbagai pelatihan kepengajaran anak usia dini (AUD...

Mendorong Kontribusi Pengurus dengan Skill Ala KSPA UNJ

KSPA UNJ adalah organisasi sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan anak usia dini di kalangan masyarakat prasejahtera. Sebagaimana mestinya di dalam sebuah organisasi tentu memerlukan suatu manajemen organisasi. Beberapa referensi menyebutkan bahwa manajemen organisasi berfungsi  sebagai upaya untuk mengelola dan mengendalikan sumber daya supaya tercapai tujuan dari organisasi tersebut. Dengan adanya manajemen organisasi diharapkan dapat membentuk kinerja anggota yang lebih efektif terutama dalam hal koordinasi antar bidang, departemen atau divisi. George R. Terry Manajemen organisasi di KSPA UNJ berpacu pada pendapat yang disampaikan oleh George R. Terry. Menurut beliau organizational management adalah aktivitas perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),   penggerakan (Actuating), dan pengawasan (Controlling), dimana semua aktivitas tersebut bertujuan untuk mencapai target organisasi. 1.      Planning ...